Sabtu, 15 Juni 2013

Manajemen Keuangan



Manajemen Keuangan


Pengertian dan Definisi
A.  Pengertian Manajemen Keuangan menurut para ahli
a.     Liefman : usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk    mendapat atau  memperoleh aktiva.
b.     Suad Husnan : manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
c.      Grestenberg : how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed.
B.   Beberapa definisi
-   Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
-   Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

PERAN, TUGAS, & TANGGUNG JAWAB MANAJER KEUANGAN

A.       Peran Manajer Keuangan
Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan Manajer Keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh Manajer Keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi lebih baik. Seandainya secara lebih luas dana-dana dialokasikan secara tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat.

B.        Tugas Manajer Keuangan
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
1.     Perolehan dana dengan biaya murah.
2.     Penggunaan dana efektif dan efisien
3.     Analisis laporan keuangan
4.     Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
C.       Tanggung Jawab Manajer Keuangan
Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:

1.   Mengambil keputusan investasi / pembelanjaan aktif (investment decision)
2.   Mengambil keputusan pendanaan / pembelanjaan pasif (financing decision)
3.   Mengambil keputusan dividen (dividend decision)
Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan.


TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan yaitu:
1.      Tujuan normatif manajemen keuangan
Mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
  • Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
  • Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
2.      Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual
Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
  • Perusahaan belum/tidak go-publik : harga seandainya perusahaan dijual.
  • Perusahaan go-publik : harga saham yang dijual-belikan di pasar modal.


TUJUAN PERUSAHAAN

          Perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa tujuan perusahaan untuk mencapai keuntungan / laba maksimal atau laba yang sebasar-besarnya, yang lain berpendapat untuk memakmurkan pemiliknya, sedangkan yang lain menyatakan memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Pada kesempatan ini dapat dikemukakan bahwa tujuan perusahaan ada 3 macam :
1. Mencapai atau memperoleh laba maksimal atau kemakmuran pemilik
    Perusahaan.
2. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan ( going concern )
3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial      perusahaan.
CAPITAL BUDGETING
(PENGANGGARAN MODAL)



          Istilah penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
          Penganggaran modal melibatkan suatu pengikat (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.
          Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko. Seluruh proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan pengeluran dan jangka waktu pengembaliannya melebihi satu tahun. Termasuk dalam kategori pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembeli aktiva tetap seperti tanah,bangunan,dan peralatan lainnya.

A.    Istilah-istilah dalam Capital Budgeting
1.      Independent projects
Proyek yang tidak ada keterkaitannya dengan proyek lainnya.
Contoh : buka bisnis salon dan buka resto.
2.      Mutually exclusive projects
Proyek-proyek yang tidak ada hubungannya tapi terkait oleh keterbatasan dana.
3.      Unlimited funds
Proyek dengan dana yang tidak terbatas.

B.     Metode penilaian investasi
Metode yang mendasarkan perhitungan atas keuntungan akuntasi dan metode yang mendasarkan perhitungan atas dasar cash flow.
1.      Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase.

         2.      Metode Payback
      Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karenanya dasar yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba. Karena itu satuan hasilnya bukan persentase, tapi satuan waktu. Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan.

3.    Metode Net Present Value
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (oprasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang.

4.      Metode Internal Rate of Return
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi  dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa  mendatang. 
5.      Metode Profitability Index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Apabila Profitability Index (PI)-nya lebih besar daripada 1, maka proyek dikatakan menguntungkan.

C.    Perencanaan Keuangan (Financial Planning)
                Kunci dari manajemen keuangan yang efektif adalah pembuatan rencana keuangan. Rencana keuangan adalah rencana usaha untuk mencapai posisi keuangan yang dicari di masa yang akan datang.

1.               Mengapa Perusahaan Membutuhkan Dana ?

          Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi, karena kegagalan dalam membayar pemasok dapat membuat bangkrutnya usaha. Manajer harus dapat membedakan dua jenis pengeluaran :
• Pengeluaran Jangka Pendek (Short Term/Operatinge Xpenditures)
• Pengeluran Jangka Panjang (Long Term/Capital Xpenditures)

2.      Pembelanjaan atau Pembiayaan Perusahaan (Corporate Financing)
          Untuk memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka pendek maupun panjang, perusahaan membutuhkan dana yang tidak saja dapat dipenuhi oleh kemampuan modal awal dari pemilik serta kemampuannya dalam menghasilkan laba, tetapi juga dana dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan kemajuan usahanya.


« ANALISA RATIO KEUANGAN

          Sebelum mengambil keputusan maka manajer keuangan harus memahami kondisi keuangan perusahaan, untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan keuangan perusahaan yang melibatkan Neraca dan Laba Rugi.
          Neraca ( balance Sheet ) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta) , kewajiban ( hutang ) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu yang disusun pada akhir tahun ( 31 Desember ). Neraca dapat dilihatkan sebagai persamaan berikut :

Kekayaan = Hutang + Modal Sendiri

          sedangkan laba-Rugi ( Income Statement ) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu, yaitu mulai 1 Januari – 31 Desember tahun yang bersangkutan.
Laba-rugi dapat dilihatkan sebagai persamaan berikut :

Laba = Penghasilan – Biaya

          Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam :
- Pengambilan keputusan investasi
- Keputusan pemberian kredit
- Penilaian aliran kas
- Penilaian sumber-sumber ekonomi
- Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana
- Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana
- Menganalisis penggunaan dana

Secara garis besar rasio keuangan dapat dikelompokan atas 4 jenis yaitu :

a.Ratio Likuiditas ( Liquidity Ratio )
          yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek ( kewajiban yang akan jatuh tempo sampai dengan 12 bulan ) dengan aktiva lancar. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban pada waktunya berarti perusahaan tersebut likuid dan yang tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, perusahaan dalam keadaan illikuid.

Ratio likuiditas ini terdiri atas :

a. Current Ratio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar atau :
Aktiva Lancar
= X 100%
Hutang Lancar
          Current Ratio dapat juga dikatakan untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan mampu melunasi hutang jangka pendeknya seandainya semua aktiva lancar dapat diubah menjadi kas.

b.Acid Test Ratio dengan membandingkan aktiva likuid ditambah piutang dibagi dengan hutang lancar atau :
Aktiva likuid + Piutang
= X 100 %
Hutang Lancar
           Acisd test ratio mempunyai perspektif waktu lebih pendek dari Current Ratio karena aktiva yang kurang likuid merupakan komponen aktiva lancar seperti persediaan tidak diperhitungkan dalam mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek.



 Likuiditas Absolut yaitu :
Aktiva Likuid
= X 100 %
Hutang lancar
          Likuiditas Absolut memiliki perspektif waktu yang paling pendek karena hanya aktiva likuid yang diperhitungkan .

c.Rasio Leverage ( Financial Leverage Ratio )
         Mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang ( menggunakan dana dari hutang / pinjaman ). Kreditur akan melihat, proporsi modal sendiri untuk menentukan margin of safety atau rasio leverage menunjukan proporsi penggunaan Hutang guna membiayai investasi, atau merupakan pembelanjaan sebagian dari aktiva dengan menggunakan Hutang, bukan dibelanjai dengan modal sendiri.
          Rasio leverage didesain untuk dapat memberikan beberapa ukuran kecukupan arus kas dan aktiva dapat memberikan perlindungan kepada kreditur. Ratio leverage ini adalah :
Total Hutang
Total Hutang : Modal = X 100 %
Modal Sendiri
          Semakin tinggi rasio hutang terhadap modal berarti semakin tinggi tingkat leverage dan semakin tinggi pula resiko para kreditur.
Laba Bersih Operasi
 Coverage Bunga = X 100 %
Biaya Bunga
           Semakin kecil ratio ini berarti semakin tinggi tingkat leverage dan semakin tinggi pula resiko para kreditur.
Total Aktiva
Total aktiva : Modal = X 100 %
Modal Sendiri
          ratio ini memberikan gambaran tentang leverage yang lebih luas dari pada hutang terhadap modal. Ratio hutang terhadap modal hanya mempertimbangkan leverage yang berasal dari pinjaman berbunga. Angka ratio yang tinggi menggambarkan tingkat leverage yang tinggi, berarti kreditur menanggung resiko tinggi.

Total Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap : Modal = X 100 %
Modal Sendiri

Total Aktiva Lancar
Total Aktiva Lancar : Modal = X 100 %
Modal Sendiri

Persediaan
Persediaan : Modal = X 100 %
Modal Sendiri

Piutang
Piutang : Modal = X 100 %
Modal Sendiri

Aktiva Likuid
Aktiva likuid : Modal = X 100 %
Modal Sendiri
d.Ratio Aktivitas ( Activity Ratio ), mengukur sejauh mana efisien perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan. Ratio ini dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu ratio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Ratio aktivitas ini menyangkut perbandingan antara penghasilan / penjualan yang dihasilkan per Rp. Investasi dalam kelompok aktiva tertentu. Nilai ratio aktivitas yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan dituntut untuk mendapatkan tingkat penjualan yang tinggi untuk setiap Rp. yang diinvestasikan dalam kelompok aktiva tertentu dan sebaliknya jika rationya rendah.






Beberapa Ratio Aktivitas tersebut adalah sebagai berikut :

Pendapatan Bersih
1.Perputaran Total Aktiva ( Total Assets Turnover ) =
Total Aktiva
Pendapatan Bersih
2. Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed Assets Turnover ) =
Aktiva Tetap
Pendapatan Bersih
3. Perputaran Aktiva Lancar ( Current Assets Turnover ) =
Aktiva Lancar
Pendapatan Bersih
4. Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover ) =
Persediaan
Pendapatan Bersih
5. Periode Pengumpulan Piutang (Average Collection Period) =
Piutang
Pendapatan Bersih
6. Perputaran Aktiva Likuid ( Liquid Assets Turnover ) =
Aktiva likuid

a. Ratio Profitabilitas / Rentabilitas, adalah untuk mengukur efektifitas yang
ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan dan atau investasi ( Rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa efektif pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan
keuntungan / rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya ) . Ratio Profitabilitas /
Rentabilitas adalah hasil bersih berbagai kebijaksaan dan keputusan.. Ratio
Rentabilitas ini adalah :

1. Net Profit Margin menunjukan laba ( rugi ) bersih yang diperoleh (dikeluarkan ) per rupiah Pendapatan.
Atau:
Laba ( Rugi ) Bersih
=
 Pendapatan

2. Return On Total Assets (ROA) mengukur Laba ( Rugi ) Bersih per rupiah investasi
dalam Total Aktiva atau juga disebut return on investment ( ROI ) atau :
Laba Bersih
= 
Total Aktiva
3. Return On Net Worth menggambarkan berapa rupiah dari Laba ( Rugi ) Bersih yang
dikembalikan ( dikeluarkan ) untuk tiap rupiah dari modal yang ditanamkan oleh
pemilik modal dalam perusahaan atau :
Laba Bersih
=
Modal Sendiri
          Dari keempat rasio tersebut diatas, kategori rasio yang pertama dan kedua, yaitu Ratio Likuiditas dan Leverage dikenal sebagai rasio neraca karena yang diperbandingkan adalah faktor-faktor yang terdapat dalam neraca.        Kategori rasio ketiga yaitu Rasio Aktivitas dikenal dengan istilah inter-statement ratio karena faktor yang diperbandingkan adalah antara faktor-faktor yang terdapat dalam laporan laba-rugi dengan faktor-faktor yang terdapat di neraca. Sedangkan rasio keempat, yaitu Ratio Rentabilitas / Profitabilitas digolongkan dalam laba-rugi, karena faktor yang dipertimbangkan adalah faktor-faktor yang terdapat dalam laporan laba-rugi.

« Analisis dengan “Du Pont System”
          Analisis Du pont System menunjukan penilaian yang cukup rinci terhadap aspek-aspek likuiditas, pengelolaan assets, pengelolaaan hutang dan profitabilitas.

7 PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN

1.      Konsistensi (Consistency)
2.       Akuntabilitas (Accountability)
3.       Transparansi (Transparency)
4.      Kelangsungan Hidup (Viability)
5.      Integritas (Integrity)
6.       Pengelolaan (Stewardship)
7.      Standar Akuntansi (Accounting Standards)

A.  PENGANGGARAN MODAL
        Adalah penggunaan dana atau modal yang waktu kembalinya lebih dari satu tahun (jangka panjang).
Dengan kata lain berkaitan dengan Keputusan Investasi pada aktiva tetap.
Capital Budgeting atau penganggaran modal membutuhkan perhitungan yang lebih rinci dan hati-hati karena pengembaliaan dana > 1 tahun.


B.      ARUS KAS MASUK
         Uang tunai atau cash merupakan saldo sisa dari arus kas masuk dikurangi arus kas keluar yang berasal dari periode-periode lalu.
Arus kas bersih (net cash flow) mengacu pada arus kas masuk dikurangi arus kas keluar pada periode berjalan.
          Secara umum, informasi arus kas membantu untuk menilai kemampuan peusahaan dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan pendanaan. Informasi arus kas juga membantu dalam menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan asumsi tentang arus kas di masa depan.
Tujuan laporan arus aks adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode.
          Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas utama dalam bisnis yaitu :
-          Operating Activities
     Merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan dengan pos-pos operasi neraca
-          Investing Activities
     Merupakan cara untuk memperoleh dan menghentikan aktivitas nonkas. Aktivitas ini meliputi aktiva yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Aktivitas ini juga meliputi pembelian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman
-          Financing Activities
    Merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik, dan mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas bisnis. Aktivitas ini meliputi perolehan pinjaman dari kreditor dan pembayaran pokok pinjaman. Aktivitas ini juga meliputi kontribusi dan penarikan oleh pemilik serta pengembalian atas investasi (dividen).

Terdapat dua metode untuk pelaporan arus kas dari operasi, yaitu :
-          Metode tidak langsung (indirect method)
Laba bersih disesuaikan dengan pos penghasilan (beban) nonkas dengan akrual untuk menghasilkan arus kas dari operasi.
Keunggulan metode ini adalah adanya rekonsiliasi perbedaan antara laba bersih dengan arus kas operasi. Rekonsiliasi ini dapat membantu pengguna laporan untuk memprediksi arus kas melalui prediksi laba yang kemudian disesuaikan untuk jarak antara laba besih dengan arus kas – akual nonkas.
-          Metode langsung (direct method)
Metode ini menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi untuk akrual terkait, sehingga menghasilkan format yang lebih baik untuk menilai jumlah arus kas masuk (keluar) operasi.
Kedua metode tersebut menggunakan format yang sama untuk menghitung kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan. Yang berbeda hanyalah penyusunan arus kas bersih dari aktivitas operasi.


Penyesuaian untuk perubahan pos neraca sebagai berikut :
                        Kenaikan                           Penurunan
Aktiva             (Arus keluar)                      Arus masuk
Kewajiban      Arus Masuk                        (Arus keluar)

2. PERENCANAAN KEUANGAN
A.     MENGAPA PERUSAHAAN MEMBUTUHKAN DANA?
-          Untuk membiayai kegiatan perusahaan yaitu Investasi
-          Membayar deviden kepada pemegang saham

B.      PEMBIAYAAN PERUSAHAAN
Adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan usaha:
a.      Sewa Guna Usaha (Leasing)
Adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Sewa Pembiayaan (Finance Lease) maupun Sewa Operasional (Operating Lease).
b.      Anjak Piutang (Factoring)
Adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.
c.       Usaha Kartu Kredit (Credit Card)
Adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit.
d.      Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance)
Adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsura

Tidak ada komentar:

Posting Komentar